“Suhartina Bohari Geram: ‘Hantu Adalah Masalah, Setan Justru Menyesatkan!'”

Tim Redaksi
Minggu, 03 November 2024 07:30 - 83 View

Ghaznews.com, Maros – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Maros, Suhartina Bohari, tidak tinggal diam setelah namanya disebut dalam kasus dugaan penghinaan pemilih kotak kosong oleh anggota DPRD Maros, Marjan Masere. Dengan tegas, Suhartina menyatakan bahwa dirinya adalah korban dari manipulasi politik, sekaligus memperjelas perbedaan antara istilah ‘hantu’ dan ‘setan’ yang sangat kontras.

Suhartina menjelaskan, pernyataan Marjan yang menyebut pemilih kotak kosong sebagai “manusia berwujud setan” adalah bentuk serangan politik yang tidak berdasar. Dalam sebuah podcast yang diputar baru-baru ini, Suhartina memang mengibaratkan kotak kosong sebagai hantu, tetapi ia menekankan bahwa maksudnya jauh dari penghinaan. “Hantu adalah simbol dari masalah yang belum terselesaikan, bukan sesuatu yang jahat. Sebaliknya, setan adalah entitas yang hanya membawa keburukan dan kerusakan,” tegasnya. Jumat (1/11/2024)

Melanjutkan penjelasannya, Suhartina menekankan, “Mengapa pernyataan saya yang sebenarnya positif diubah menjadi negatif oleh Marjan? Dia hanya memanfaatkan potongan ucapan saya untuk memanipulasi opini publik demi kepentingan politiknya sendiri. Saya berbicara sebagai ketua Golkar Maros dan mendukung pasangan calon nomor urut 2, Chaidir Syam dan Andi Muetazim Mansyur. Ini adalah dukungan untuk perubahan yang lebih baik, bukan untuk merendahkan pendukung kotak kosong.”

Suhartina menunjukkan bahwa istilah ‘hantu’ dan ‘setan’ tidak dapat disamakan. “Hantu mencerminkan ketidakpuasan atau persoalan yang belum tuntas, sedangkan setan adalah simbol dari keburukan yang ingin mengacaukan kehidupan masyarakat. Menuduh saya menghina adalah bentuk penyesatan yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

Marjan, dalam tanggapannya, berdalih bahwa pernyataannya merupakan kutipan dari podcast Suhartina. “Saya hanya menyampaikan apa yang Ibu Wabup katakan, jadi tuduhan penghinaan itu tidak tepat,” ungkap Marjan.

Konflik ini memicu ketegangan politik menjelang Pilkada Maros 2024, di mana Suhartina berharap masyarakat tidak terjebak dalam permainan politik yang mengedepankan manipulasi. “Saya mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dan tidak terpengaruh oleh berita yang dipotong-potong. Mari kita lihat siapa yang benar-benar peduli dengan masyarakat dan siapa yang hanya mengejar kepentingan politik semata,” tutup Suhartina.

Dengan pernyataan tegas ini, Suhartina berupaya untuk mengembalikan fokus pada substansi pemilihan, yakni kebaikan masyarakat, dan menegaskan komitmennya untuk membawa perubahan positif bagi Maros. (red)