Isra Mikraj, Analisis Filsafat dan Tashawuf Perjalanan Horisontal dan Vertikal

Tim Redaksi
Jumat, 10 Januari 2025 08:11 - 186 View
Syamsir Nadjamuddin, S. Ag, Penghulu, Praktisi Tarekat dan Seniman

Aforisme
“Ada Cakrawala Yang Mau Dipelajari Di Bulan Rajab”

Adalah Upacara Langit
Dalam Pelantikan Manusia Tuhan”, Muhammad SAW.

Isra’ dan Mi’raj adalah seremoni sakral di aula arsy pelantikan

Muhammad sebagai reprsentatif pamungkas Allah SWT.

~ Syamsir N ~

Agama (Islam) adalah lorong yang menghubungkan dua ruang: jasmani dan rohani. Karenanya, kekuatan, fungsi dan peran agama terletak pada kemampuannya untuk menjalankan fungsinya dalam menghubungkan kedua ruang tersebut. Artinya Agama (Islam) adalah keseimbangan antara aspek jasmani dan rohani.

Salah satu bagian yang fenomenal dari sejarah Nabi adalah Peristiwa Isra’ Mikraj. Fenomena ini merangkum sebuah perdebatan besar dalam kajian tentang agama pada umumnya dan Islam khususnya.

Analisis tentang Isra’ Mikraj melibatkan beragam perspektif yang berusaha untuk menawarkan hipotesis terhadap peristiwa tersebut. Mulai dari perspektif teologis, filosofis, dan saintis. Masing-masing memiliki titik tekan yang berbeda dalam memahami fenomena Isra’ Mikraj.

Dalam ruang ini setidaknya penulis mengetengahkan tiga komponen besar dlm menganalisis Peristiwa Isra Mikraj itu, yaitu:
Pertama, diskursus tentang hubungan antara jasmani dan rohani, dalam falsafah Bugis dikenal Tau dan Rupa Tau, Ale dan Watakkale.
Ini merupakan salah satu tema paling pokok dalam diskursus filsafat.
Dalam konteks Isra’ Mikraj, muncul pandangan dan kesimpulan berbeda terkait dengan soal tersebut.

Kedua, diskursus tentang rasio dan iman atau antara akal dan wahyu. Ini adalah perdebatan klasik yang sama tuanya dengan umur agama dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Manusia selalu berada dalam upaya untuk menemukan titik temu, atau setidaknya keterhubungan, antara dua hal tersebut.

Ketiga, diskursus tentang keterkaitan antara aspek ritual dan spiritual.
Dalam tradisi intelektual Islam, ini merupakan perbicangan yang cukup hangat, Yaitu hubungan antara syariat dan makrifat.

Pada titik yang paling ekstrem, ada pandangan pada lima aspek,
Siapa yang Menyembah,
Siapa Yg disembah,
Bila mana Meneyembah,
Di mana Menyembah dan
Apa Yang dipersembahkan

Dari sudut pandang filsafat, peristiwa Isra’ dan Mi’raj dapat dianalisis sebagai fenomena transendental yang melibatkan hubungan manusia dengan realitas metafisika. Anda bisa membahas dalam Dimensi ruang dan waktu bagaimana Pembuktian rasional peristiwa ini dapat dipahami melalui prinsip-prinsip akal dan logika.
Sisi lain Makna Simbolik
Isra’ dan Mi’raj bisa dilihat sebagai simbol perjalanan jiwa (ruh) menuju kedekatan dengan Allah. Konsep tafsir ini tentu Filsafat sangat mendukungnya dengan mempelajari hubungan antara dunia material dan immaterial.

Dalam konteks tasawuf, Isra’ dan Mi’raj merupakan  representasi dari maqamat (tingkatan spiritual) yang dilalui seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya:
Isra merupakan simbol perjalanan horizontal, yaitu memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, sedangkan Mi’raj adalah Simbol perjalanan vertikal, yaitu menuju puncak spiritualitas dengan Allah.

Ayat-ayat yang menjelaskan Isra’ dan Mi’raj, seperti QS. Al-Isra’ (17:1) dan narasi Mi’raj dari hadis, secara simbolik, sering digunakan oleh para sufi untuk menggambarkan konsep fana’ (kehilangan ego) dan baqa’ (kekekalan bersama Allah).
Ibn Arabi dalam membahas Isra’ dan Mi’raj dalam karyanya, mengupas interpretasi seperti:
Makna kasyaf (penyingkapan) yang dialami Rasulullah SAW untuk menjadi teladan bagi kaum sufi dalam perjalanan mistis mereka.

Penulis:
Syamsir Nadjamuddin, S. Ag
Penghulu, Praktisi Tarekat dan Seniman

Maraji:

  1. Ibn Arabi, Kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah
  2. Ibn Arabi, Fusus Al Hikam
  3. Imam Al Ghazali,Tahafut al-Falasifah
  4. Agus Mustafa, Bersemayam Di Atas Arsy
  5. Tarekat Khalwatiyah Samman, Isra Mikraj Bahasa Lintara Bugis
  6. Muh Ali Al Ridha, Uyun Al Akhbar
  7. MT.ishbah Yazdi, Tangga Langit
  8. Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya
  9. Tafsir dan hadis terkait Isra’ dan Mi’raj.
Tags: