Tragedi Penembakan Pengacara di Malam Tahun Baru: Yusmiwati, S.H. Desak Penegakan Keadilan.
Ghazinews.com Maros, Sulawesi Selatan – Suasana sukacita menyambut Tahun Baru 2025 berubah menjadi duka mendalam di Desa Pattukulimpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ketika seorang pengacara ternama, Rudi S. Gani, menjadi korban penembakan. Peristiwa ini terjadi pada malam Tahun Baru, 31 Desember 2024, di tengah-tengah makan malam bersama keluarganya. Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarga korban, tetapi juga mengguncang praktisi hukum di Sulawesi Selatan.
Dalam wawancara khusus yang dilakukan pada Rapat Konsolidasi dan Refleksi Kiwal Garuda Hitam Kabupaten Maros, Yusmiwati, S.H., Kepala Bidang Hukum dan HAM Kiwal Garuda Hitam Kabupaten Maros, mengungkapkan rasa duka mendalam dan menyerukan tindakan tegas terhadap pelaku.
Tragedi ini bermula pada malam 31 Desember 2024, sekitar pukul 21.50 WITA. Saat itu, Rudi S. Gani sedang menikmati makan malam bersama istrinya, Hj. Maryam, dan kerabat dekat di rumah mereka di Dusun Limpoe, Desa Pattukulimpoe. Beberapa jam sebelumnya, Rudi baru saja kembali dari Mapolres Bone, tempat ia mendampingi kliennya yang terlibat sengketa lahan.
Ketika suasana makan malam berlangsung, suara letusan terdengar dari luar rumah. Rudi terjatuh dengan luka tembak yang fatal. Sang istri dengan segera membawanya ke Puskesmas Lappariaja, namun takdir berkata lain. Rudi dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan.
Pihak kepolisian telah memeriksa sebelas saksi dan mengumpulkan bukti fisik guna mengungkap motif dan identitas pelaku. Hingga kini, penyelidikan terus berlangsung dengan melibatkan jajaran Polda Sulawesi Selatan dan Polres Bone.
Menanggapi insiden ini, Yusmiwati, S.H., yang juga staf PBH Peradi Cabang Makassar dan anggota Tim Fatimah Law Firm & Partner, menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan penembakan yang merenggut nyawa koleganya.
“Kami mengecam keras peristiwa penembakan ini. Ini adalah tindakan keji yang tidak hanya mengancam nyawa rekan seprofesi, tetapi juga menjadi ancaman terhadap supremasi hukum di negara ini. Kami mendesak aparat penegak hukum, baik dari Mabes Polri, Polda Sulsel, maupun Polres Bone, untuk segera meringkus pelaku dan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku demi tegaknya keadilan,” tegas Yusmiwati.
Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. “Kami turut berduka atas kehilangan ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran, serta almarhum ditempatkan di sisi terbaik di hadapan-Nya,” imbuhnya.
Praktisi hukum di Sulawesi Selatan menyerukan solidaritas dan mendorong agar kasus ini menjadi perhatian serius. Penegakan hukum yang cepat dan tegas diharapkan dapat memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Polda Sulsel dan Polres Bone telah menyatakan komitmen penuh untuk menyelesaikan kasus ini dengan transparansi dan profesionalisme. Kepala Polres Bone menegaskan bahwa seluruh sumber daya akan dikerahkan untuk mengungkap siapa pelaku dan motif di balik penembakan tersebut.
Peristiwa penembakan terhadap Rudi S. Gani menciptakan duka mendalam bagi dunia hukum di Indonesia, sekaligus menjadi pengingat atas risiko yang dihadapi para praktisi hukum dalam menjalankan tugas mereka. Tragedi ini menuntut keadilan tidak hanya bagi korban dan keluarganya, tetapi juga untuk menjaga marwah hukum di negeri ini.
Semoga dengan sinergi antara aparat penegak hukum dan masyarakat, kasus ini dapat segera terungkap, dan pelaku dihukum sesuai aturan yang berlaku. Keberanian dan dedikasi almarhum Rudi S. Gani, S.H., akan selalu dikenang sebagai bagian dari perjuangan hukum yang mulia di Indonesia.(hd/ar)