MPC Kiwal Garuda Hitam Maros, Kecam Tindakan Oknum Petugas KAI yang Diduga Suruh Anak Tinggal di Stasiun

Ghazinews.com Maros – Perjalanan liburan keluarga Sriushwaningrum berubah menjadi pengalaman pahit setelah mereka mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari oknum petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Stasiun Mandai, Sulawesi Selatan, pada Minggu (22/6/2025).
Menurut keterangan Sriushwaningrum, dirinya bersama rombongan keluarga besar yang berjumlah 30 orang melakukan perjalanan dengan rute Pangkajene–Barru, Barru–Mandai, dan kembali ke Pangkajene. Pada perjalanan awal dari Stasiun Pangkajene menuju Barru, seluruh rombongan tidak mendapatkan tempat duduk dan harus berdiri sepanjang perjalanan. Namun kondisi tersebut tetap mereka terima dengan sabar demi kebersamaan keluarga.
Masalah terjadi saat rombongan hendak kembali dari Stasiun Mandai Maros ke Pangkajene. Salah satu anak dalam rombongan yang masih di bawah umur ditolak naik ke kereta oleh petugas KAI karena dianggap tidak memiliki tiket.

“Kami sudah memohon agar diberikan tiket tambahan, bahkan kami siap membayar berapa pun agar anak kami bisa ikut. Tapi petugas malah mengatakan bahwa tiket sudah habis dan menyarankan anak kami ditinggal saja di stasiun,” tutur Sriushwaningrum dengan nada kecewa.
Pernyataan petugas itu dianggap sangat melukai hati keluarga. Menurut mereka, menyarankan agar seorang anak kecil ditinggal sendirian di stasiun sangat tidak manusiawi. Emosi keluarga sempat memuncak akibat perlakuan tersebut yang dinilai tidak menghargai pelanggan dan tidak profesional.
Setelah perdebatan panjang, akhirnya pihak keamanan memperbolehkan seluruh keluarga naik ke kereta tujuan Pangkep. Namun kondisi kereta yang penuh sesak membuat perjalanan tetap tidak nyaman. Keluarga kemudian memilih untuk pulang ke Pangkajene dengan menyewa mobil daring (Maxim) untuk mengangkut 10 anggota keluarga demi kenyamanan.
“Kami pulang dengan hati kecewa. Seharusnya petugas KAI dapat menunjukkan empati, terlebih saat berhadapan dengan anak-anak dan keluarga besar,” ujar Sriushwaningrum.
Merespons kejadian ini, Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Kiwal Garuda Hitam Kabupaten Maros mengecam keras tindakan petugas KAI yang dinilai tidak manusiawi dan melukai salah satu keluarga kader mereka. Tim investigasi Kiwal yang dipimpin oleh Bang Roman langsung mendatangi Depo PT KAI Maros untuk meminta klarifikasi dan pertanggungjawaban dari pihak terkait. Senin (23/06/2025)
Namun, perwakilan Humas PT KAI tidak berada di tempat dengan alasan sedang bertugas di luar kota. Melalui pesan singkat WhatsApp, perwakilan PT KAI, Riayan Agasti Aguna, menyampaikan bahwa pihaknya akan mengatur jadwal pertemuan dan saat ini tengah memproses evaluasi menyeluruh, termasuk memeriksa rekaman CCTV dan meminta keterangan dari petugas stasiun yang bersangkutan.
“Kami akan menyampaikan kronologi secara adil dan memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh pihak keluarga saat menggunakan layanan kereta api,” ujar Riayan dalam keterangannya.
Kiwal Garuda Hitam Maros berharap PT KAI segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi serius dalam meningkatkan pelayanan, terutama kepada anak-anak dan keluarga.(hd/ar)