Merayakan warisan Budaya, dan Alam Melalui gerakan literasi

Tim Redaksi
Senin, 21 Juli 2025 12:19 - 66 View

Ghazinews.com, 20 juli 2025 – Minggu pagi yang cerah, kawasan Car Free Day di Maros tampak berbeda dari biasanya. Sejak subuh, tim Bumi Toala Indonesia bersama Maros Read Aloud dan Perpustakaan Daerah Maros sudah mulai sibuk menyiapkan segala keperluan kegiatan. Mereka mengangkut instalasi pameran, menata deretan buku, dan menghadirkan mobil perpustakaan keliling dari Pemkab Maros ke area kegiatan. Semangat mereka adalah untuk menghadirkan sebuah pengalaman literasi yang unik dan bermakna bagi anak-anak Maros.

Kegiatan Maros Aloud kali ini terasa istimewa karena mengangkat tema warisan budaya dan alam. Di tengah area Car Free Day yang biasanya dipenuhi warga yang berolahraga, anak-anak dan masyarakat disuguhi pemandangan yang tak biasa: deretan lukisan dan foto reproduksi gambar prasejarah tertua di dunia, yang berasal dari situs-situs penting Maros-Pangkep seperti Leang Bulu Sipong 4, Leang Tedongnge, dan Leang Karampuang. Gambar cap tangan purba, babi kutil Sulawesi, dan motif-motif gua kuno menjadi magnet tersendiri, tidak hanya bagi peserta yang sengaja hadir untuk acara, tetapi juga bagi banyak orang yang sedang melintas dan akhirnya memutuskan untuk ikut singgah dan belajar.

Di tengah suasana yang penuh kehangatan, anak-anak duduk melingkar mengikuti sesi membaca nyaring buku “Petualangan Toala”. Mereka mendengarkan dengan antusias kisah petualangan Toala, yang mengajak mereka menyelami sejarah manusia prasejarah, mengenal profesi arkeolog, serta belajar tentang hewan endemik Sulawesi. Kehadiran pendamping dan orang tua yang turut serta dalam membaca bersama, turut membangun ikatan emosional yang erat sekaligus menghidupkan budaya literasi keluarga.

Usai membaca, anak-anak terlibat dalam aktivitas mewarnai motif purba dan binatang endemik. Di hadapan mereka terbentang lembar-lembar gambar hasil reproduksi artefak arkeologi dan motif-motif khas Sulawesi Selatan, yang kini bisa mereka warnai sesuai imajinasi masing-masing. Beberapa anak begitu antusias menanyakan kisah di balik setiap gambar, sementara yang lain takjub saat mendengar penjelasan tentang usia lukisan-lukisan gua yang mencapai puluhan ribu tahun.

Ketua Maros Read Aloud Ayu Astriandari menyampaikan apresiasinya, “Kolaborasi ini sangat luar biasa. Anak-anak mendapat pengalaman unik menyaksikan gambar prasejarah tertua di dunia sambil belajar sejarah, arkeologi, dan kekayaan alam Maros.

Suasananya hangat dan menyenangkan!” Anak-anak jadi bisa punya wawasan baru terkait sejarah, tentang sejarah, profesi arkeolog, dan hewan endemik terkemas apik dan dipadukan dengan melihat langsung lukisan-lukisan prasejarah yang ada. Gabungan dari buku, baca nyaring dan pameran lukisan yang menjadi bukti konkret stimulasi visual lewat lukisan, membuat sebuah paduan pembelajaran yang bagus dan menarik untuk anak-anak. Sambung Ayu.

Hal senada di sampaikan oleh dr. Hj. Fitri adhicahya, S.ked., M. Kes. Selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Maros menambahkan, “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan minat baca anak dan masyarakat. Melalui literasi, pameran, dan perpustakaan keliling, kita bisa menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan.”

Kerja sama dengan Bumi Toala sangat bermanfaat bagi perpustakaan daerah maros karena dapat membantu kami meningkatkan rasa penasaran anak-anak tentang dunia arkeologi, serta memberikan kontribusi pada pelestarian budaya lokal. Kami sangat menghargai kerja sama ini dan berharap bisa dapat terus bekerja sama. Sambungnya.

Sepanjang acara, suasana penuh inspirasi tercipta melalui dialog dan diskusi sederhana antara anak-anak, para pegiat literasi, dan tim Bumi Toala Indonesia. Pameran foto dan artefak arkeologi turut melengkapi pengalaman visual yang membuat sejarah terasa dekat dan hidup. Banyak orang tua dan pengunjung umum mengaku baru pertama kali mengetahui bahwa Maros memiliki warisan budaya kelas dunia yang sangat membanggakan.

Kegiatan yang memanfaatkan ruang publik Car Free Day ini mendapatkan apresiasi sangat positif, baik dari peserta utama, masyarakat yang datang khusus, maupun mereka yang kebetulan melintas. Banyak anak dan orang tua yang mengaku baru memahami betapa luar biasanya kekayaan sejarah dan budaya Maros—dan bahkan tertarik untuk berkunjung langsung ke situs-situs arkeologi setelah melihat pameran dan mendengar penjelasan tim Bumi Toala.

Acara Maros Aloud yang berlangsung hingga pukul 10.00 WITA ini akhirnya menjadi ruang belajar bersama yang penuh kehangatan dan semangat kolaborasi. Tidak hanya menambah pengetahuan baru bagi anak-anak tentang sejarah dan kekayaan alam Sulawesi Selatan, kegiatan ini juga membangkitkan kebanggaan dan keingintahuan masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai warisan leluhur mereka sendiri. Di akhir kegiatan, komitmen untuk menghadirkan acara serupa secara berkelanjutan pun digaungkan, agar lebih banyak generasi muda Maros yang tumbuh dengan literasi, kecintaan budaya, dan kesadaran akan pentingnya pelestarian alam dan sejarah.

Direktur Bumi Toala Indonesia, Fardi Ali menegaskan,“Karst Maros-Pangkep adalah warisan dunia yang sudah dikenal luas secara internasional. Namun, kebanggaan dan pengetahuan ini harus dirasakan juga oleh masyarakat lokal, terutama anak-anak. Inilah komitmen kami—menghidupkan literasi, budaya, dan sains lewat pengalaman nyata di ruang publik.”

Inisiatif yang terbangun melalui kerjasama denga read aloud dan bumi toala ini, merupakan Langkah nyata mengartikulasikan kepedulian kita untuk mencerdaskan generasi muda di mulai dari pemahaman yang baik tentang warisan budaya dan alam. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada Perpustakaan daerah dan komunitas read aloud yang telah mendorong Kerjasama ini. Juga apresiasi kepada Yayasan Kalla melalui Lembaga amil Zakat hadji kalla yang telah memberikan dukungan untuk penyelenggaraan acara hari ini. Terang Fardi.(**)