Masyarakat Pattene Gelar Aksi Protes Jalan Rusak, Tuntut Tindakan Nyata dari Pemerintah

Ghazinews.com, Maros – Forum Komunikasi Muda-Mudi Pattene Kreatif (FORKOMPAK) bersama warga Pattene, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, kembali turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan mereka. Aksi demonstrasi ini telah berlangsung hampir sepekan dan memuncak pada Rabu, 14 Mei 2025.
Aksi tersebut merupakan bentuk protes atas kerusakan jalan di kawasan Pattene, yang diduga disebabkan oleh lalu lintas kendaraan bertonase berat—melebihi 8 ton—yang melintas tanpa kendali.
Selain menuntut perbaikan jalan, warga juga mendesak pemerintah untuk memasang plang pembatas ketinggian kendaraan yang bisa dibuka-tutup. Tujuannya adalah untuk mengatur lalu lintas dan menjaga infrastruktur, terlebih karena wilayah Pattene merupakan kawasan wisata religi Tarekat Khalwatiyah Samman.
Koordinator lapangan aksi, Oce, menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap kurangnya respons pemerintah setempat. Ia menyoroti absennya Camat Marusu dan Kepala Desa Pattene selama aksi berlangsung.
“Pak Camat beralasan ada urusan keluarga, sementara Pak Desa mengaku sedang sakit. Warga merasa tidak dianggap dan tidak diprioritaskan,” ujar Oce.
Pada Sabtu malam, 10 Mei 2025, sekitar pukul 21.30 WITA, Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Irfan HB, hadir menemui massa aksi. Pertemuan berlangsung di rumah tokoh masyarakat Pattene, H. Andi Wahyudin bin Sajaruddin Malik (Puang Wahyu), yang juga Ketua Tarekat Khalwatiyah Samman Pattene.
Dalam dialog tersebut, Andi Irfan berjanji akan menyampaikan langsung aspirasi warga kepada Bupati Maros dalam pertemuan resmi yang akan digelar di Makassar.
“Seharusnya Camat bisa lebih proaktif dan hadir langsung di tengah-tengah masyarakat. Kehadiran pejabat lokal sangat penting untuk menenangkan situasi dan mencari solusi bersama,” tegas Andi Irfan.
Namun Oce menegaskan, jika tuntutan warga tidak segera ditanggapi, aksi blokade jalan poros Pattene akan terus dilanjutkan.
Memasuki hari ketujuh, pada 14 Mei 2025, massa aksi masih menunggu tindak lanjut dari pemerintah. Ketegangan meningkat dengan adanya aksi pembakaran ban di sekitar Polsubsektor Marusu. Warga terus menghadang kendaraan berat sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintah.
Menanggapi kritik tersebut, Camat Marusu, Syamsul Idrus, membantah telah mengabaikan aksi warga. Ia menyatakan bahwa ketidakhadirannya disebabkan oleh libur nasional dan waktu yang sudah dijadwalkan bersama keluarga. Penjelasannya telah tersebar melalui media dan media sosial.
Namun, Oce kembali menyampaikan rasa kecewanya atas respons Camat yang dinilai tidak menyentuh akar persoalan.
“Seharusnya Camat hadir dan duduk bersama warga mencari solusi. Kami bukan ingin menciptakan konflik, tapi menuntut kepedulian dan kejelasan,” tegas Oce, dalam pernyataannya yang diunggah melalui kanal YouTube TV Digital Jejakkriminal: https://youtu.be/V1Ney7Ep0Jk(*/hd)