Ghazinews.com, Maros– DPC Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Maros dan DPD Persaudaraan Monta’ Bassi (PMB) Maros dalam kegiatan silaturahmi dan konsolidasi, Suasana keakraban menyelimuti pertemuan antara jajaran barisan yang digelar di Maros, Minggu (5/10).

Pertemuan dua elemen besar masyarakat ini digagas untuk mempererat tali persaudaraan sekaligus menyatukan arah perjuangan dalam menjaga stabilitas sosial dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat Maros.

Panglima DPC GRIB Jaya Maros, Muhammad Saleh, MP, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I PMB Maros, menegaskan bahwa kolaborasi antarorganisasi rakyat harus diawali dengan silaturahmi yang rutin dan tulus.

Kita akan jalin silaturahmi dari rumah ke rumah, bahu-membahu menjaga Maros. Agenda mingguan akan kita laksanakan di kediaman anggota GRIB agar rasa persaudaraan semakin erat,” ujar Muhammad Saleh di Kantor DPD PMB Maros.

Ia menambahkan, kesatuan visi GRIB dan PMB tidak hanya pada aspek sosial, tetapi juga dalam penguatan ekonomi kerakyatan.

Dalam pertemuan tersebut, kedua organisasi sepakat mengembangkan berbagai program ekonomi produktif yang dapat digarap bersama masyarakat, di antaranya,Budidaya ikan air tawar, Penanaman jagung kuning,Pengelolaan jasa cleaning servic, Pendampingan hukum bagi masyarakat, Langkah ini dinilai strategis untuk menghadapi tantangan ekonomi sekaligus memperkuat basis pemberdayaan anggota dan keluarga besar kedua ormas.

Ketua DPD PMB Maros, Edy Hadris, menegaskan bahwa sinergi GRIB dan PMB bukan sekadar pertemuan simbolik, melainkan wujud komitmen nyata untuk terjun langsung membantu masyarakat.

Kami bersepakat bersama masyarakat untuk kawal Maros, bangun Maros, dan jaga Maros. Ini bukan sekadar slogan, tapi komitmen bersama,” tegas Edy Hadris.

Ia juga menyampaikan bahwa DPD PMB Maros akan menyelenggarakan Festival Budaya bekerja sama dengan Forum Pemerhati Adat dan Budaya Nusantara Maros, yang dijadwalkan berlangsung di Bantimurung pada awal November 2025.

Kegiatan tersebut akan menampilkan ragam seni dan budaya lokal serta melibatkan komunitas adat, pelaku UMKM, dan tokoh masyarakat sebagai bentuk nyata semangat persaudaraan dan pelestarian budaya daerah.(**)